Thursday, February 12, 2009

sorban yang terkoyak?

Saran tentang judul ini (sorban yang terkoyak) berasal dari Mbak Mun, kolega dan sahabat penerbit yang berada di metropol sana. Hampir-hampir mirip dengan saran dari Mas Achid (Abdul Wachid B.S., seorang penyair dan dosen sastra), ia mengusulkan sorban yang terkoyak. Begini nih alasannya: "sorban yang terkoyak, mungkin itu lebih sebangun. Kan sorban itu kain? Jd bukan terluka…walau sorban sebagai simbol dari pesantren…"
Tentang segmen market buku ini, ia juga berkomentar: "Sekarang film tentang "buka2" pesantren lg trend. Walau di kalangan gerakan perempuan, praktik "kekerasan" di pesantren sudah lama dikuak."
Nah, jadi tambah mumet alias bingung nih, tetap memakai judul "yang terluka" ataukah yang lain? Any suggestion?

1 comment:

komentar Anda sangat membantu kami mengembangkan isi blog ini...terimakasih!