Saturday, May 23, 2009

Ghosob: sebuah budaya yang enggan mati...

Ghosob sudah menjadi perkara yang lazim di dunia pesantren. Jika diartikan secara bebas, ghosob adalah memakai barang seseorang tanpa ijin. Lalu apa bedanya dengan mencuri? Agak berbeda memang, sebab ghosob adalah memakai fungsi barang tersebut, dan bukan hendak memiliki.
Contohnya begini: Ada seorang santri hendak berangkat dari asrama menuju masjid. Untuk itu, ia tengak-tengok mencari sandal, dan ditemukanlah sandal entah milik siapa. Dengan santainya ia memakai sandal itu, lalu berjalan menuju masjid, dan sandal itu ditaruh seperti biasa di depan emper masjid. Sepulangnya, kemungkinan besar sandal itu sudah dipakai orang lain lagi entah kemana, dan ia pun tengak-tengok lagi mencari sandal yang lain. Jikalau tidak ada, ia pun bisa jadi nyeker alias tidak beralas kaki.
Meski berbeda dengan mencuri, namun jelas si pemilik sandal sangat dirugikan. Sandal yang dighosob akan tidak ketahuan rimbanya, berpindah dari penggosob yang satu ke pengghosob yang lain. Tak ubahnya sandal tersebut menjadi sandal umum.
Lalu bagaimana cara menyiasati agar hak milik tidak dighosob? Ada beberapa cara, yang tidak semuanya bisa membawa hasil menggembirakan:
- masing-masing orang merawat dan menyimpan sandalnya sendiri. Namun hal ini kadang sulit dilakukan, sebab sandal (atau benda lainnya) tidak selalu bisa disimpan oleh si pemilik, misalnya di masjid, di asrama, di kamar mandi, dll. Begitu ada seseorang yang tidak mempunyai sandal, ia akan dengan mudahnya memakai kepunyaan orang lain.
- mewajibkan setiap orang/santri memiliki sandal. Kebijakan ini dalam perjalanan waktu juga akan melemah, ketika ada salah seorang anggota yang kehilangan sandal, entah ketinggalan di luar lokasi pesantren, atau rusak, dll.
- Denda atau hukuman bagi pengghosob. Kelemahan kebijakan ini, kadang si penghukum pun melakukan ghosob juga.
Begitulah, ghosob seakan menjadi budaya yang unik dan melekat pada pondok pesantren, sebagai satu subkultur yang memiliki anggota cukup banyak dan heterogen. Bagaimana solusinya, mungkin hanyalah sejarah yang bisa menjawabnya...

1 comment:

  1. saya dulu sempat mangkel ketika sandal saya di ghosob waktu nyantri di gontor.
    http://www.islamshout.blogspot.co.id

    ReplyDelete

komentar Anda sangat membantu kami mengembangkan isi blog ini...terimakasih!