Monday, August 10, 2009

Silakan comment Anda

berikut ini saya kutipkan komentar-komentar dari sebuah posting ttg seks sejenis di pesantren (merupakan review thd buku yg terbit tahun 2005).

mungkin bisa menjadi bahan renungan dan wacana alternatif bagi Anda, para pengunjung Sorban yang Terluka blogz. Dan jika Anda tergelitik, silakan kasih komentar ya...

------

WORLEWOR Says:

December 6, 2007 at 6:38 am
Saya pernah lihat di toko buku, tentang peyimpangan di pesantren yang pelakunya justru Kyai dari pesantren tersebut. Mungkin menarik juga kalo di muat di blog ini


najwa Says:

December 6, 2007 at 8:10 am
Praktik seks menyimpang sebenarnya ada pada setiap sisi masyarakat, baik itu di pasantren atau pada kumpulan masyarakat lainnya.
Tetapi yang membuat kita miris melihat kadaan ini adalah pelakunya adalah santri-santri yang notabene adalah calon-calon tokoh masyarakat. Bagaimana nantinya bentuk masyarakat yang akan meneladani tokoh yang pernah dan “menikmati” praktek seks menyimpang seperti ini ?
Astagfirullah ………..
Sepengetahuan saya, di Kota M di Kalimantan yang menjadi kota santri terkenal, ada juga praktek-praktek seks menyimpang dari beberapa oknum santri dengan memanfaatkan “Mahnus” atau banci-banci untuk sekedar mendapatkan uang tambahan.

^anyelir^ Says:

December 7, 2007 at 3:41 pm
Waduh…….


andriano bobby Says:

January 20, 2008 at 3:34 pm
saya aktifis LSM untuk HIV/AIDS,
saya pernah melakukan survey kepada kucing (sebutan utk pelacur gay) di jakarta,sebagian dari mereka mengatakan bahwa mereka alumnus pesantren dan alasan masuknya mereka ke dunia prostitusi gay karena mereka sering melakukanya di pesantren dengan terpaksa ataupun sukarela.
silahkan anda fikir sendiri pernyataan saya ini. terima kasih


ulik Says:

February 26, 2008 at 4:25 am
aku dah baca buku ini, karena memang sy mlakukan riset buat film. sebenarnya di skripsi jurusan Sosilogi Universitas Jember mengupas lebih riil masalah mairil ini. sedang dibuku ini, sy sendiri mengatakan agak tidak nyambung antara non fiksi didepan dan fiksi di belakang, seperti terpisah, mungkin kalau bisa lebih menyatu lebih baik,
sebenarnya bukan cuma mairil yang menjdi keprihatinan di pondok pesantrean tradisional, masalah kesehatan dan sanitasi juga sebaiknya segera menjadi perhatian temen2.


Ordinary Man Says:

February 26, 2008 at 8:21 am
kalo yang gesek2 di metromini itu nyempet bukan…?


diah rofika Says:

August 26, 2008 at 6:20 am
Penyimpangan seksual di Pesantren mungkin memang ada. Saya sendiri tidak pernah mengetahui dengan pasti meski selama enam tahun nyantri di sebuah pondok pesantren di daerah Muntilan Magelang. Hanya dari mulut ke mulut saja mendengar bahwa santri putri ini terlibat affair dengan santri putri ini.

Saya setuju dengan komentar Ulik, selain masalah penyimpangan seksual ini, masalah kebersihan dan kesehatan mesti mendapat perhatian yang lebih terutama di kalangan santri putri yang lebih rentan terkena penyakit alat reproduksinya.

Sepertinya hadist yang mengatakan bahwa kebersihan sebagian dari Iman belum bisa diterapkan dengan benar di pesantren.

Pembuatan kamar kecil meski mendapatkan perhatian lebih untuk mencegah terjadi penularan penyakit ke sesama santri


ahmed Says:

August 30, 2008 at 1:19 pm
sex sesama jenis di pesantren, mungkin saja, soalnya dlm kehidupan di ma’had kan semuanya laki, kemungkinan ada santri yg suka ke santri lain ato ke santri yg senior, biasanya santri yg senior memberi perhatian lebih ke pasangannya, bisa saja mereka melakukan sex pd saat jam2 tidur santri, mereka bisa melakukannya dg diam2 tanpa ada yg tahu, ato saat waktu masa libur, bisa aja sepasang santri janjian utk tdk pulang, tp mereka melakukan sex dgn bebas, soalnya gw pernah pny temen anak ma’had, klo liat gw lama kali, kdg curi-curi pandang ke gw, kali punya hasrat ke gw, soalnya mereka ga boleh bicara ke lain jenis, palagi tatapan muka, haram katanya, tp klo liat sesama jenis lama, napsu kali ya…….


Luna Says:

October 24, 2008 at 1:26 am
hi..aku juga mau bagi2 cerita, kebetulan aku juga perna tahu kehidupan pesantren, abnormalitas seksual kaya gitu lumayan sering aku lihat. mungkin yang penting sekarang solusi buat masalah itu. masukan buat orang2 yang punya kekuasaan ne di pesantren. ada baiknya kalo diadakan semacam bimbingan gitu.


Khairun Fajri Says:

October 27, 2008 at 10:25 am
Oh iya, emang gitu kok..emang bener kok ada kejadian ini..Ini adalah salah satu lubang hitam dalam tradisi pendidikan keberagamaan kita.


letitia Says:

November 15, 2008 at 8:13 am
mengerikan !!!!!


Al FarRidLlaH Says:

November 19, 2008 at 3:42 am
sebenarnya hal tersebut dipicu selain dari faktor lingkungan,di pesantren intensitas interaksi tinggi, yang menjadi faktor utamanya adalah kurangnya pendidikan yang diberikan di pesantren yang menanamkan pemahaman islam secara utuh, yang berarti pendidikan di pesantren tidak hanya sekedar belajar ilmu namum seharusnya ditekankan adalah penanaman nilai-nilai aqidah yang kuat sehingga pemahaman nilai-nilai aqidah yg diajarkan internalisasi dengan baik.


putra Says:

November 29, 2008 at 7:27 am
masih ada yang jual novelnya?


mario Says:

December 13, 2008 at 5:37 am
aq tertarik ama buku ini, apa di gramedia atau telogo mas uda ada ngak ?
cz aq juga Gerang atas apa yang dilakukan ama anak pondokan…….


Wisjnoe Rahardi Says:

December 29, 2008 at 7:21 pm
Sangat bertolak belakang sekali tindakan itu semua dengan hukum Allah. Padahal Allah telah mengutuk mereka yang homo atau lesbian (seperti kaum Nabi Luth A.S) ataupun yang bukan (laki-laki dan perempuan). Kita diingatkan dengan ayat 30 – 31 dari surat An Nuur supaya kita mengendalikan pandangan dan berkholwat dengan para wanita. Dan larangan berzina di surat Al Isra’ ayat 32. Wallahu a’alm bishowwab


Ahmad Irfan YZ Says:

January 4, 2009 at 7:55 am
Saya seorang santri, menurut saya pribadi, kayaknya pemakaian kata “Tradisi” untuk kasus penyimpangan seksual di pesantren itu tidak tepat. Penggunaan kata “tradisi” seolah-olah memberikan konotasi bahwa hal tersebut sudah jamak, lumrah, legal, dan direstui… Padahal, dari sudut pandang apapun, hal itu tidak semestinya terjadi. Dan tidak semua santri menganut “madzhab” ini.
Bahwa memang penyimpangan itu terjadi, adalah fakta. Sebagaimana penyimpangan-penyimpangan lain di dunia luar pesantren. Tapi secara institusional, saya yakin tak satupun pesantren melegalkan praktik yang menyimpang ini, bahkan di beberapa pesantren besar seperti Nurul Jadid Paiton, Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, dan Sidogiri Pasuruan, sanksi untuk pelakunya sangat keras.


lail ar rahman Says:

January 12, 2009 at 11:50 pm
Kayaknya gak gtu bgt deh. itu cerita jadul bgt.. skrg udah modern.


kopi cina Says:

February 4, 2009 at 7:37 am
lah, kepepet….


realita hdup Says:

February 24, 2009 at 5:46 pm
saya punya temen mantan santri, dia cowok, dan dia pernah diperlakukan tidak senonoh sama pengajar di pesantren itu. Padahal si pengajar ini sudah menikah tapi entah kenapa temenku ini pun jadi ‘korban’ babak guru itu.

Tapi, bnr lah kata buku ini karena temenku lantas ga jadi homo/gay, dia tetap nikah dan bahkan rekor dia menggauli cewek sangat banyak. Tapi, anehnya dia ga nolak juga saat diajak ‘kencan’ ama cowok. HUH.. Ga ngerti aku.

So, qta ga lantas nuduh semua santri seperti itu kan? hanya segelintir orang yang sperti itu. Kita harus sadar bahwa org sperti ini ada di mana2, bs jadi org terdekat kita. Entah itu guru, polisi, tentara, pejabat, dan siapa saja pasti ada.


Al_FaRridLLaH Says:

March 10, 2009 at 6:12 am
sebelumnya perlu diketahui dulu bahwa interaksi di lingkungan pesantren itu sangat intens, yang berarti bahwa kehidupan di satu asrama dengan santri maupun santriwati lainnya akhirnya secara tidak langsung akan tercipta hubungan emosi yang kuat. hal ini secara tidak langsung menimbulkan kasih sayang antar satu santri dengan santri lainnya. hal ini tentu saja sesuatu yang positif jika hubungan emosi ini didasarkan atas ikatan aqidah islam yang mengikat mereka sebagai sesama saudara dalam islam. hanya saja jika kasih sayang yang terjalin tersebut ternyata tidak didasarkan pada pemahaman islam seperti yang saya katakan sebelumnya, maka hal inilah yang kan menyimpang menjadi perasaan suka antar sesama jenis atau mairil…
so, yang perlu ditekankan adalah belajar di pesantren tidak hanya sekedar belajar ilmu namun yang juga menjadi hal utama adalah pemberian pemahaman islam yang benar pada setiap santri…


A. Tajul Arifin Says:

June 14, 2009 at 6:00 am
praktek prilaku sex menyimpang ini dalam dunia pesantren sebenarnya telah menjadi rahasia umum yang terjadi secarturun temurun..
namun dalam hemat saya selain aspek sosiolgis seperti yang disebutkan oleh penulis (yaitu ketatnya peraturan pesantren yang melarang pertemuan antar lain jenis), terdapat juga faktor psikologis, terkadang seseorang yang pernah menjadi “korban” maka suatu saat nanti dia yang akan mencari “korban”. ini sebenarnya tradisi alamiah (hukum alam) yang diakibatkan oleh hukum kausalitas di muka bumi.


muhammad dedy nasir sita Says:

June 14, 2009 at 6:33 am
realistis


muhammad dedy nasir sita Says:

June 14, 2009 at 6:35 am
kayaknya perlu di showpublic ni mas. biar ada pencerahan di kalangan santri dan saya kira faktual ini.ato masukin acara realityshow ya???dari pada ngawur acaranya sekarang ini…????


unnamed Says:

June 30, 2009 at 10:15 am
my girlfriend (wife wanna be) is mairil……. saya shock,…. tapi dah tlanjur cinta…..

3 comments:

  1. saya brani memastikan yg seperti itu g lebih dr 40%, dan di sebagian pesantren kasus spt itu tdk ditemui, ini hasil pengamatan saya

    ReplyDelete
  2. jadi dajjal juga sudah masuk dunia pesantren..naudzubillah

    ReplyDelete
  3. so no one of school institution in this country can be trust, either religious traditional to secular one. ya allah, save me, my family, and my progenies from this diseases. to this point, I completely in a dark situation, that no one is able to give light except You. And I don't want any help except it was from You and You only. Oh Allah if this is azab, please give me chance to avoid it, if the azab is for me, please don't put it on my family. Ya Ghaffar, Ya Hadi, Ya Mu'min..

    ReplyDelete

komentar Anda sangat membantu kami mengembangkan isi blog ini...terimakasih!